Latest News

Sunday 26 May 2013

APA YANG TERJADI BILA BANJIR 5 BULAN?



Apa yang Terjadi bila Banjir 5 Bulan?
(Baca: Kejadian 7:17-24)

Saya masih ingat ketika hujan turut di kota Makassar (Sulawesi Selatan) selama beberapa jam dan keesokan harinya ketika keluar dari rumah keadaan kota banjir di sana-sini.  Debit air yang mengalir terus mengakibatkan penampungan dam, got dan semua saluran air meluber ke jalan.
Kira-kira apa yang terjadi bila hujan turun lebih 1 bulan sepuluh hari dan banjir selama 5 bulan?  Bila itu terjadi di masa sekarang, maka ada banyak efek di lingkungan, perekonomian, kesehatan, keamanan, pendidikan hingga masalah 'perut' orang.  Bila hujan turun terus menerus selama beberapa jam saja ada efek besar bagi banjir di daerah yang penampungan airnya tidak baik serta membuat terhentinya kegiatan sehari-hari dengan baik.
Beberapa jam pertama setelah hujan turun, bisa dipastikan sejumlah daerah tidak mungkin dilewati oleh kendaraan bermotor, mobil, becak hingga sepeda.  Semula sejumlah anak-anak kampung bermain bak berenang di kolam besar.  Waduk penampungan air mulai penuh, petani mulai was-was, got-got di hilir rumah mulai penuh dan sungai-sungai pun mulai penuh dengan air.  Rumah-rumah yang saluran air dan genting-genting yang tidak baik akan bocor dan menetes dalam rumah.
Setengah hari hujan tanpa berhenti alias 12 jam hujan deras akan membuat sebagian masyarakat cemas dan pemerintahan setempat mencanangkan bencana tingkat satu.  Kedalaman air di sebagian besar tempat sudah melewati 1,5 meter.  Tidak terlihat anak-anak bermain lagi, suasana mencekam.  Orang-orang panik dan mulai pindah ke tempat yang lebih tinggi. 
Dalam 12 jam hujan hampir semua rumah, kendaraan, alat-alat rumah tangga, serta perabot terendam air.  Listrik mati, tiang-tiang penyangganya roboh, bisa jadi saluran telpon rumah mati, saluran telpon seluler sangat padat hingga jam (kelebihan beban dan tidak bisa dipakai).  Roda perekonomian dalam hitungan kota sudah rugi milyaran rupiah dan mulai berhenti secara perlahan namun pasti.
Di saat itu juga tampak ribuan sukarelawan dari rumah sakit, organisasi kemasyarakatan hingga bantuan kemanusiaan diusahakan oleh militer.  Sejumlah tenda yang tadinya didirikan sudah musnah kena banjir, sejumlah tempat gedung tinggi disiagakan sebagai pusat komando bencana, puluhan ribu orang mengungsi di gedung-gedung berlantai dua ke atas.
Anak-anak kecil, remaja hingga bayi mulai menjerit kelaparan sementara tidak semua rumah yang bertahan menyediakan makanan waktu itu.  Binatang bawah tanah seperti tikus dan sejenisnya berlarian keluar dan mencari tempat tinggi, sisanya mati mengapung di sepanjang jalan.  Pada fase ini semua fasilitas transport dan pendidikan otomatis mati total, demikian pula fasilitas umum.  Perekonomian berhenti, hujan deras dan mendung gelap serta lampu mati membuat kepanikan semakin bertambah. 
Wilayah rumah sakit, rumah jompo, panti asuhan segera menjadi korban bila tidak ditangani secara cepat dalam evakuasi.  Burung-burung yang tidak dapat berlindung akan mati kelelahan dan jatuh di bagian dari gedung tinggi.  Di sana tampak banyak orang yang mulai naik ke atap rumah meski takut juga akan halilintar menyambar.
Meskipun perahu karet, perahu speed boatdisiagakan dan dipakai di sana-sini tetapi tidak dapat mengimbangi jumlah penduduk.  Semua tanaman mati, sejumlah orang menjadi korban kena arus yang deras dan menghanyutkan.
Dalam fase kedua, kisaran 24 jam semua warga dan daerah secara praktis mati total.  Jumlah korban semakin banyak bertambah.  Puluhan ribu sukarelawan yang sibuk menolong mulai kelelahan.  Hari sudah malam dan suasana gelap terasa disejumlah tempat.  Lampu-lampu darurat mulai mati kehabisan solar atau battery.  Makanan yang tersedia mulai menipis.  Tentu saja di fase ini keamanan mulai jauh berkurang, orang-orang mulai menjarah tempat-tempat makanan, supermarket dan tokoh-tokoh kelontong.
Dalam hitungan jam di fase kedua ini terlihat mulai banyak mayat mengapung di atas air demikian pula dengan bau busuk, bangkai dari berbagai hewan ternak juga tercecer di sepanjang aliran air.  Orang-orang yang hidup mulai kehabisan air bersih, apalagi yang tidak memiliki persedian cukup.  Sumber air bersih praktis terhenti dan bisa jadi mulai dijarah orang.  Alat komunikasi radio dari battery dan telivisi pakai genset maupun aki mulai lemah dan sulit didengar dengan jelas.
Kira-kira apa yang terjadi dalam fase ketiga hitungan satu minggu?  Bisa jadi 70% orang meninggal kelaparan, terkena penyakit, dan gila.  Orang-orang yang mengungsi di daerah tinggi tetapi kekurangan ransum makanan akan mati pula.  Orang-orang yang mempunyai fasilitas penerbangan dan berhasil terbang akan berhenti kehabisan bahan bakar, sebab seluruh dunia sudah dipenuhi air.  Pesawat itu akan jatuh dan pecah berkeping-keping.
Kecuali itu, sejumlah kapal selam dengan ransum makanan cukup, sejumlah gedung tinggi dengan penghuni yang mempersiapkan ransum cukup yang masih bertahan dengan dinginnya cuaca dan gelap gulita.  Kematian terus bertambah.  Bisa jadi dalam hitungan fase ke empat banjir selama sebulan sudah hampir dipastikan 90% kehidupan mati.  Mereka yang berada di dalam kapal dan tempat tertentu dengan persediaan makanan tipis sudah sekarat.
Apa yang terjadi bila kemudian selama 5 bulan banjir dan air tidak juga surut?  Dengan kondisi semua objek vital mati, komunikasi terputus, bahan makanan habis, penyakit berdatangan dan keputusasaan menyergap, maka kemungkinan tidak banyak yang akan bertahan hidup tanpa daratan dan persiapan yang memadai bertahun-tahun sebelumnya. 

Ini semua hanya bayangan bila air bah terjadi di dunia masa kini.  Kelak berdasarkan Firman Tuhan, yang terjadi di dunia adalah kiamat.  Ribuan kali lebih mematikan dan lebih mengerikan terjadi di bumi.  Bila air bah dan hujan belerang di Sodom dan Gomora hanyalah di masa lalu untuk sebagian tempat dan masih menyisakan kehidupan, kelak di hari kiamat tidak akan ada kehidupan di dunia lagi.
Bagaimana dengan kita?  Apakah kita bisa selamat menjelang hari itu?  Firman Tuhan mengatakan: bila kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka kita diselamatkan (Roma 10:9-10).  Keselamatan dari Tuhan pernah disediakan bagi orang-orang percaya yang mau dengar dan taat.  Lihatlah Lot yang selamat karena iman percayanya.  Lihatlah Nuh dan keluarga besarnya yang selamat karena mau dengar dan taat kepada Tuhan.  Maka kelak ketika dunia berakhir kitapun dapat selamat bila kita mempersiapkan diri sejak sekarang.  Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat.  Siapkan dirimu mengerjakan misi dan kehendak Tuhan hingga waktunya tiba.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Sunday 19 May 2013

THE ASSASSINS




The Assassins



(Baca: Kejadian 7:5-16)



Film yang dibintangi oleh Sylvester Stallone (1995) ini mengetengahkan seorang perempuan yang hendak dibunuh karena membawa kode rahasia yang bernilai puluhan juta dollar.  Perempuan ini tidak menyangka bahwa dirinya akan mengalami pencobaan pembunuhan tingkat tinggi.  Tetangga dan sahabat dekatnya dibunuh ketika datang di apartemen perempuan ini. Singkat cerita, Stallone yang tadinya adalah juga pembunuh justru menjadi penyelamatnya.  Stallone menanyakan bila perempuan ini mau hidup maka ia harus mentaati apa yang dikatakan Stallone.
Kisah film di salah satu televisi ini menyiratkan sekilas mengenai arti ketaatan.  Orang yang tidak berpengalaman dapat selamat karena ketaatan kepada orang yang menguasai bidangnya.   Bukankah ini tema klasik mengenai ketaatan?
Nuh taat dengan Tuhan dengan membuat bahtera agar terhindar dari air bah.  Ketaatan bagi orang yang tidak mengetahui masa depan tampaknya hanya membuang-buang waktu.  Ketaatan bagi orang yang tidak beriman tampak seperti lelucon.  Bagaimana tidak, ada orang membangun kapal di atas gunung?  Bisa jadi banyak menertawakan Nuh karena dianggap aneh.
Rupanya ketaatan Nuh menghasilkan buah yang nyata pada waktunya.  Nuh bukan taat kepada sembarangan orang, tetapi taat kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta.  Nuh taat kepada Tuhan dengan kesabaran dan penantian.  Inilah suatu pengharapan yang menguatkan.
Ketaatan Nuh membawa sejumlah binatang jantan dan betina tetap hidup dan dapat melangsungkan keturunan di kemudian hari.  Ketaatan Nuh membawanya menggenapi misinya di dunia.  Ketaatan Nuh membawa keluarganya diselamatkan.  Bahkan ketaatan Nuh juga berhasil membawa para menantunya turut diselamatkan.
Hari ini bila ditanya: Apakah Anda ingin diselamatkan Tuhan Yesus Kristus dan masuk surga?  Apakah Anda ingin keluarga besar Anda juga turut diselamatkan dan masuk surga kelak?  Semua orang pada umumnya ingin selamat, tidak ada orang yang ingin masuk neraka dan menderita selamanya.
Belajar dari ketaatan Nuh, kita pun dapat belajar taat kepada Tuhan melalui Firman-Nya di Alkitab.  Firmannya banyak memberikan perlengkapan bagi kita untuk bertumbuh dan sekaligus mendorong kita untuk membawa keluarga kita percaya Tuhan.  Meskipun hal ini tidaklah selalu mudah, namun melalui doa dan kesabaran yang terus menerus maka perjuangan untuk membawa orang selamat adalah suatu kemungkinan.
Kakak pembina Kelompok Tumbuh Bersama saya di remaja dahulu pernah bercerita bagaimana ia merindukan ayahnya boleh percaya Yesus.  Ia berdoa dan terus berdoa.  Sampai pernah diceritakannya bahwa ia terkadang hampir putus asa kenapa ayah tidak juga mau menerima Yesus.  Setelah 25 tahun menanti, akhirnya ayahnya percaya dan menerima Tuhan Yesus Kristus.  Sungguh suatu sukacita besar!
Hari ini, adakah diantara keluarga kita yang belum percaya Yesus?  Mungkin itu orang tua, kakak, adik, anak ataupun ponakan-ponakan.  Marilah kita terus mendoakan dan berusaha dengan hikmat Tuhan untuk memberitakan Injil.  Jika Tuhan berkenan dan orang yang kita kasihi terbuka terhadap keselamatan, maka mereka menjadi bagian dari warga negara kerajaan Allah.  Saya turut berdoa buat Anda.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp 

Sunday 12 May 2013

AKHIR DARI SEBUAH PENANTIAN




Akhir dari Sebuah Penantian

(Baca: Kejadian 7:1-4)





Bagaimana ya rasanya menunggu sesuatu yang sangat kita nantikan?  Semisal seorang anak menantikan mainan hadiah ulang tahun dari ayahnya; atau seorang remaja yang baru mendapat ranking satu dan menantikan hadiah motor dari orang tuanya; atau seorang pengusaha yang menantikan proyek milyaran rupiah.  Ada berbagai macam perasaan; harapan dan keinginan.
Saya teringat ketika menantikan kelahiran anak pertama, Jonas.  Waktu itu saya menemani istri yang dibawah ke Rumah Sakit Cathrina Booth untuk bersalin.  Ketika istri masuk di ruang operasi dan menantikan detik-detik kelahiran, sungguh mencemaskan.  Banyak pertanyaan timbul waktu itu: 'Bagaimana keadaan ibu dan bayi yang akan dilahirkan?  Apakah semua berjalan lancar?  Seperti apakah nanti anak ini?' 
Meskipun saya berusaha tenang namun tidak dapat dipungkiri terlihat ekspresi perasaan cemas nan gelisah.  Konon katanya sebagian orang yang menantikan anak kedua, ketiga, apalagi ke sepuluh sudah biasa-biasa saja perasaannya.  Tibalah terdengar pintu dibuka dan seorang suster membawa bayi mungil dibungkus kain putih.  Suster ini mengatakan, 'Pak Jeffry ini anaknya.'  Perasaan gembira bercampur haru melihat Jonas yang lahir hari itu.  Inilah akhir dari sebuah penantian kelahiran anak pertama.
Setiap orang bisa saja memiliki penantian yang bermacam-macam kadar harapan dan kerinduannya, tetapi hanya ada satu penantian akhir dari kehidupan: kedatangan hari Tuhan alias kiamat.  Penantian yang satu ini sungguh misterius dan tidak dapat diprediksi secara rinci oleh semua orang. 
Ketika nabi Nuh menantikan datangnya air bah, ia sudah membuat bahtera yang besar persis seperti yang Tuhan perintahkan.  Bisa dibayangkan bahwa semua orang disekitarnya menertawakan dan menganggap aneh karena bahtera yang dibangun Nuh yang konon berada di atas gunung.  Bisa dibayangkan pula Tuhan dan Nuh menanti dengan sabar sambil memberitakan keselamatan tetapi mereka berkeras hati dan terus menolak.
Ketika hari Tuhan tiba, Nuh mendapat kesempatan untuk masuk dalam bahtera keselamatan beserta dengan seisi keluarga dan pasangan-pasangan hewan.  Akhir dari sebuah penantian tiba di jamannya.  Peristiwa ini sudah berlangsung di masa lampau.
Hari ini kitapun menantikan hari Tuhan, bukan dalam dimensi air bah tetapi akhir dari jaman ini.  Perlu kita ketahui bahwa hidup ini sementara dan ada akhirnya; demikian pula dengan jaman yang silih berganti tren akan tiba pada masa pemusnahan.  Hari Tuhan adalah hari di mana Tuhan datang menyelamatkan semua manusia yang dibenarkan karena imannya kepada Yesus Kristus.  Hari Tuhan sekaligus adalah waktu dimana Tuhan akan mengakhiri dunia dan isinya dengan kematian dan hukuman kekal.  Suatu hari yang digambarkan kitab Wahyu sebagai hari kengerian dan penderitaan kekal.
Hendaknya kita semua sadar, bahwa keberadaan kita di dunia ini tidak perduli seberapa enaknya atau seberapa susahnya akan ada masanya berhenti di dunia.  Akhir dari sebuah penantian hidup bukanlah kematian, tetapi kehidupan kekal. 
Marilah selagi ada waktu, kita meneladani Nuh yang beriman kepada Tuhan di dalam ketaatan (I Petrus 3:20).  Nuh dengan sabar terus memberitakan keselamatan dari Tuhan dan datangnya hari bencana.  Seharusnya kita orang percaya juga demikian dengan tidak jenuh-jenuhnya terus memberitakan Injil kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia.
Hari ini, seberapa jauh penantian kita akan datangnya surga?  Jangan-jangan kita lebih menikmati hidup di dunia dengan segala fasilitasnya dan lupa kalau ada surga yang akan datang.  Jangan-jangan kita merasa puas di dunia sehingga lupa akan perintah yang Tuhan Yesus berikan kepada kita untuk pergi menjadikan dunia murid Yesus (Matius 28:19-20). 
Kiranya melalui renungan singkat dari kisah Nuh mengingatkan kita bahwa ada akhir dari sebuah penantian kehidupan, tidak perduli berapa lama dan tidak pastinya akan hidup ini.  Tuhan terus bekerja hingga sekarang, marilah kita terus melayani hingga Tuhan datang.  Amin.
Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp

Monday 6 May 2013

UJIAN LARI DI SEKOLAH





Ujian Lari di Sekolah




(Baca: Kejadian 6:8-22)

Saya teringat sewatku SMA (Sekolah Menengah Atas) dahulu di St.Louis I Surabaya.  Di sekolah kami biasa ada ujian lari sebelum memasuki masa ujian.  Untuk mengambil nilai dari para murid, maka guru kami memberitahukan sebelumnya untuk bersiap dan melatih diri dengan stamina yang baik.
Teman-teman waktu itu ada yang santai-santai, ada pula yang kemudian mengambil waktu untuk berlatih lari.  Sementara saya mengambil waktu di waktu subuh untuk berlari di jalan dan kemudian pulang mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah.  Waktu demi waktu berjalan dan tibalah kami semua diuji seberapa banyak putaran dalam sekian belas menit di lapangan sekolah yang kami mampukelilingi.
Ada teman yang kelihatannya stamina begitu kuat, larinya begitu cepat, tenaganya begitu besar sementara ia tidak pernah berlatih secara khusus.  Mulanya ia lari sangat cepat di putaran pertama, putaran kedua, kemudian tenaganya habis bersama dengan semangatnya, dan pada putaran ke lima sudah berjalan kaki.
Ada pula teman yang mempersiapkan beberapa waktu lamanya berlatih dan berlari dengan stabil hingga puluhan putaran.  Akhirnya teman saya ini mendapatkan nilai tertinggi di kelas karena putaran terbanyak dan stamni yang baik dalam berlari.
Bagaimana dengan saya?  Kalau saya, biasa-biasa saja.  Saya termasuk suka olah raga lari, tetapi bukan yang terbaikdibandingkan teman-teman lainnya.    Saya mempersiapkan diri beberapa waktu untuk berlari di jalan raya pada pagi hari yang masih gelap.  Untungnya ada latihan sebelumnya sehingga saya punya cukup ketahanan lebih dari biasanya.  Saya berusaha yang terbaik.
Saya mulai dengan lari secara stabil, tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat.  Saya menyelesaikan putaran terbanyak kedua pada akhirnya.  Tahukah Anda apa yang terjadi pada saya di akhir lari?  Saya sangat kecapean dan banyak sekali mengeluarkan keringat.  Kalau beberapa orang  duduk dalam istirahatnya, saya terkapar membaringkan badan di tanah.  Sampai-sampai guru olah raga itu bilang saya seperti KO (knock out).
Dari pengalaman lari ini, saya mendapati pelajaran berharga: ketaatan dalam mepersiapkan tujuan.  Hidup ini bagaikan lomba.  Setiap orang berlari dan mempersiapkan diri sedemikian rupa untuk menang mencapai tujuan (IKorintus 9:24-25).    Ketaatan dan kesungguhan mempersiapkan diri, mengikuti instruksi yang diberikan selama ini sangatlah perlu dalam mencapai tujuan.
Nabi Nuh adalah seorang yang taat dan mengikuti instruksi dari Tuhan dengan baik.  Nuh yang bergaul erat dengan Tuhan hidup mengerti arti dari apa yang akan terjadi dan mempersiapkan diri sedemikian rupa agar selamat beserta seisi keluarganya.
Perlu diketahui bahwa Alkitab mencatat sejumlah orang yang dipilih Tuhan, bukan orang-orang yang sempurna.  Sejak Habel meninggal, generasi demi generasi lahir di dalam bermacam kehidupan mereka.  Alkitab mencatat nama-nama seperti Set, Enos, Henokh bahkan Nuh sebagai bagian dari rentetan orang-orang yang dipilih Allah.  Mereka bukan saja percaya dan mengikut Allah tetapi mereka juga dekat dengan Tuhan.
Kehidupan Nuh ditandai dengan keakraban dengan Allah dan kesalehan hidup di tengah-tengah dunianya yang semakin rusak oleh dosa.  Kekerasan menjadi lambang dari manusia yang dibutakan oleh dosa.  Pada waktu itulah Tuhan hendak menghabiskan generasi yang ada karena dosanya dan memulai generasi baru di dalam keturunan nabi Nuh.
Tuhan meminta Nuh membuat bahtera dengan rincian yang jelas.  Tuhan juga meminta Nuh membawa masuk sejumlah binatang untuk melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang.  Tuhan hendak menyelamatkan Nuh di dalam bahtera bersama dengan orang-orang yang mau mendengar, percaya dan taat. 
Ketaatan Nuh dibuktikan dalam tindakan dan persiapan yang matang.  Ketaatan mempersiapkan tujuan dan misi yang diemban adalah sebuah panggilan mulia bagi Nuh.  Demikian pula dengan kita sebagai orang percaya bukan saja dipanggil untuk selamat, tetapi juga untuk menjalankan misi kita dengan bertanggung jawab.
Dunia ini akan berakhir suatu saat.  Hidup manusia dan isinya semakin rusak dan hancur oleh karena kejahatan manusia yang berdosa.  Kitab Daniel, kitab Injil maupun kitab Wahyu dengan jelas menceritakan akan jadi seperti apakah bumi kelak.  Kehidupan akan musnah dalam hari kiamat dan setiap orang yang tidak masuk dalam 'bahtera' akan ikut binasa.  Bahtera itu adalah Tuhan Yesus Kristus. 
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, dan setiap orang yang mengaku dengan mulut, percaya dalam hati akan diselamatkan.  Keselamatan bukan ditentukan dari seberapa sempurna kita, tetapi iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Jikalau Nuh taat dan diselamatkan, maka kita yang sudah percaya perlu belajar dan mempersiapkan diri seperti Nuh.  Kita perlu taat dan bersiap diri menjelang kedatangan Tuhan.  Mari kita bersama mempersiapkan diri dengan ketaatan kepada Tuhan.  Mari kita melayani Tuhan sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan, mari kita menceritakan kepada orang-orang di sekitar kita, keluarga kita, kenalan, sahabat kita bahwa Yesus adalah jalan menuju keselamatan.
Untuk berlari dengan baik dan mencapai garis akhir dibutuhkan persiapan yang serius, demikian pula untuk mencapai garis akhir kehidupan dibutuhkan persiapan yang serius pula.  Bila lari persiapannya adalah lari, maka hidup ini persiapannya juga adalah hidup.  Mengerjakan hidup di dalam Tuhan dan dalam persekutuan dengan Tuhan adalah modal awalnya, melakukan Firman Tuhan adalah kekuatan dan buah dari hidup di dalam Tuhan.  Kiranya Tuhan menolong kita untuk bersiap sebelum tiba hari-Nya.  Amin.

Source : jeffrysudirgo.blogspot.jp